KRITIK
INTERPRETIF:
Mengintip Koleksi dan Ruang Pada Museum Gajah
Museum Nasional atau Museum Gajah
hadir sebagai salah satu alternatif wisata museum. Berdiri di tengah pusat
Jakarta, Museum Gajah menawarkan wisata budaya dan sejarah yang edukatif. Museum Gajah terletak
di Jalan Merdeka Barat Jakarta, atau tepatnya berada disebelah barat dari tugu
monas (monumen nasional). Museum ini sering disebut dengan Museum Gajah
disebabkan karena adanya patung gajah pada bagian depan museum. Patung
gajah berbahan perunggu ini merupakan hadiah dari Raja Chulalongkorn dari
Kerajaan Thailand (tahun 1871). Selain patung gajah, pada halaman gedung museum
juga terdapat beberapa meriam kuno yang tertata rapi.
Bentuk bangunan Museum Gajah
banyak dipengaruhi oleh gaya
arsitektur Eropa yang berkembang pada Abad Pencerahan, yaitu sekitar
abad ke-18. Mempunyai bentuk bangunan yang megah ditambah dengah pilar-pilar
yang berukuran besar sebagai kolomnya.
Pada bagian depan museum juga terdapat Sculpture yang berbentuk seperti pusaran angin
yang berwarna coklat. Yang dapat menjadi salah satu focalpoint dari bangunan museum yang
biasanya banyak digunakan sebagai spot foto bagi pengunjung. Dan menambah kesan
modern bagi bangunan museum.
Sebelum memasuki area bangunan
museum, pengunjung dimanjakan dengan area taman yang cukup luas, yang banyak di
tanami dengan rumput dan pohon-pohon yang rindang. Membuat museum tampak sejuk
dan asri. Di area taman juga terdapat bangku yang dapat digunakan pengunjung
untuk beristirahat.
Museum yang buka setiap hari ini (kecuali hari
Senin dan libur nasional/keagamaan) juga sering disebut Gedung Arca.
Hal itu disebabkan karena banyaknya koleksi arca dari berbagai jaman ada
di gedung ini. Meskipun memiliki berbagai macam koleksi arca, namun ada 1 arca
yang begitu terkenal disini, yakni Arca Bhairawa. Arca
setinggi lebih dari 4 meter ini begitu mencolok berdiri kokoh diantara
arca-arca lain yang berukuran lebih kecil, sehingga membuat kesan lebih
primitif dan bersejarah.
Pada bagian dalam museum nasional
juga terdapat Taman Arca. Sesuai dengan namanya, taman berumput hijau
ini juga dipenuhi dengan arca-arca berbagai bentuk dan ukuran, serta
lumpang-lumpang kuno (yoni) yang terbuat dari batu andesit. Salah satu yang
mencolok di taman arca yakni arca Nandiswara yang berbentuk lembu (sapi) yang
selalu menarik perhatian pengunjung. Disamping itu juga suasana pada taman arca
sendiri yang sejuk dan nyaman sehingga pengunjung betah untuk berlama lama pada
taman arca ini.
Selain arca, museum nasional ini juga
memiliki Ruang
Miniatur Rumah Adat.
Interior pada ruangan ini termasuk modern. Di ruangan ini kita bisa menyaksikan
berbagai miniatur rumah adat berbagai suku di Indonesia dari Sabang sampai
Merauke. Yang di sorot dengan lampu yang membuat kesan damai pada ruangan. Di sinilah kita
bisa belajar dan mengenal berbagai rumah tradisional berbagai suku di negara
kita. Bahkan ada juga ruang Gamelan. Sesuai namanya, ruangan ini berisi
berbagai perangkat gamelan yang merupakan salah satu alat musik tradisional
kita. Membuat museum nasional ini menjadi sangat lengkap dan beragam.
Koleksi yang tak kalah bagusnya
yakni Galeri
tekstil di sayap selatan. Berbagai tekstil khas Indonesia ada di
sini. Bukan itu saja, museum ini juga memiliki galeri arkeologi, galeri
prasejarah, berbagai koleksi perhiasan, dan lain-lain yang konon jumlahnya
mencapai lebih dari 140 ribu macam koleksi. Pengunjung yang datang dapat
berjalan untuk melihat lihat koleksi yang ada di koridor. Kebanyakan disimpan dalam lemari kaca,
sehingga pengunjung hanya bisa melihat tanpa bisa memegangnya. Pada setiap
koleksi juga ditempatkannya keterangan tentang koleksi tersebut. Sehingga dapat
menambah wawasan tentang koleksi tersebut.
Dengan jumlah koleksinya yang
beragam tersebut, museum bukan saja merupakan tempat untuk menyimpan
benda-benda kuno saja. Lebih dari itu museum juga bisa memberikan informasi
visual melalui benda-benda koleksi yang ada. Selain itu museum juga berfungsi
sebagai sarana edukasi yang bisa menceritakan keadaan dari berbagai
jaman.
JUDUL ARTIKEL :
Mengintip Koleksi dan Ruang Pada Museum Gajah
POKOK PARAGRAF:
·
Paragraf
1 : Museum Gajah menawarkan
wisata budaya dan sejarah yang edukatif
·
Paragraf
2 : Bentuk bangunan Museum
Gajah banyak dipengaruhi oleh gaya arsitektur Eropa
·
Paragraf
3 : Museum Gajah mempunyai
taman yang cukup luas
·
Paragraf 4 : Museum Gajah mempunyai berbagai
macam arca
· Paragraf
5 : Pada taman arca
mempunyai koleksi arca yang beragam berbagai bentuk dan ukuran, serta
lumpang-lumpang kuno yang terbuat dari batu andesit.
·
Paragraf
6 : Interior pada ruang
miniatur rumah adat mempunyai gaya modern.
· Paragraf
7 : Terdapat 140 ribu koleksi
yang ada pada museum gajah dan ditempatkan pada lemari kaca.
· Paragraf
8 : Museum bisa memberikan
informasi visual melalui benda-benda koleksi yang ada.
ISTILAH ARSITEKTUR :
· Gaya Arsitektur : metode
khusus dalam konstruksi, ditandai dengan fitur yang membuatnya terkenal.
· Kolom : istilah teknik arsitektur yang
merujuk kepada elemen struktural yang meneruskan tekanan, yaitu berat
struktur di bagian atas (misalnya atap) ke elemen struktur lain di bawahnya
(landasan atau pondasi).
· Sculpture : karya seni tiga dimensi yang dibuat dengan
membentuk atau menggabungkan keras dan / atau bahan plastik, suara, dan / atau
teks dan atau cahaya, umumnya batu (entah batu atau marmer), logam, kaca, atau
kayu.
·
Focalpoint : daerah tertentu yang pertama kali menarik
perhatian mata.
· Miniatur : suatu tiruan sebuah objek
seperti tempat, bangunan, makanan, dan objek lainnya yang dapat dilihat dari
segala arah atau biasa disebut benda 3 dimensi.
· Ruangan : suatu tempat tertutup dengan langit-langit yang berada di rumah atau
bentuk bangunan lainnya
· Koridor : ruang yang digunakan sebagai
jalan atau akses untuk menuju dari ruang satu ke ruang yang lain.