Jumat, 08 Mei 2015

SUKU FLORES

SEJARAH SINGKAT TENTANG SUKU FLORES

http://www.indonesia.travel/public/media/images/upload/poi/Traditional-War-Dance-in-Flores-Komodo.jpg                Suku bangsa Flores adalah merupakan percampuran etnis antara melayu, Melanesia, dan portugis. Di karenakan pernah menjadi koloni portugis, maka interaksi dengan kebudayaan portugis sangat terasa dalam kebudayaan flores baik melalui Genetik, Agama, dan Budaya. Nama flores itu sendiri berasal dari bahasa portugis yaitu “ cabo de flores “ yang berarti “tanjung bunga”. Nama itu semula di berikan oleh S.M. Cabot untuk menyambut wilayah timur dari pulau flores. Nama itu kemudian di pakai secara resmi sejak tahun 1636 oleh gubernur jenderal hindia belanda Hendrik Brouwer. Nama flores yang sudah hidup hampir empat abad ini sesungguhnya tidak mencerminkan kekayaan flores yang di kandung di pulau ini. Lewat sebuah studi yang cukup mendalam oleh Orinbao (1969) mengungkapkan bahwa nama asli pulau flores adalah nusa nipa (pulau ular). Dari sudut antropologi, istilah ini lebih bermanfaat karena mengandung berbagai makna filosofis, cultural, dan ritual masyarakat flores.

SIKAP HIDUP SUKU FLORE

  1. Budaya Suku flore menempati sebuah wilayah kepulauan dengan luas 3079,23 KM², berbatasan dengan kabupaten alor di timur, kabupaten sikka di barat utara dengan laut flores dan selatan, laut sawu.
    Konsep rumah adat yang digunakan masyarakat flores selalu dianggap sebagai pusat kegiatan ritual suku. Rumah adat dijadikan untuk menghormati Lera Wulan Tana Enka (wujud tertinggi yang menciptakan dan yang empunya bumi).
  2. BahasaSuku flores di kenal dengan budaya bahasa yang sangat multi bahasanya, suku flores mempunyai beragam bahasa komunikasi sehari hari antar masyarakat yaitu salah satunya bahasa Werana, bahasa Rembong, bahasa Rajong, dan bahasa Manggarai Kuku.
  3. Sistem kekerabatan Suku flores mempunyai sistem kekerabatan kuno, yaitu:
    • Kelompok kekerabatan di flores yang berfungsi paling intensif dalam kehidupan sehari hari adalah keluarga luas yang verilokal(kilo).
    • Sebagian besar kilo biasanya merasakan diri terikat pada patrilinier sebagai keturunan dari seorang nenek moyang kira-kira lima sampai enam generasi keatas.
    • Dalam suatu perkawinan, pihak perempuan akan meminta mas kawin yang banyak, mas kawin biasaanya berupa kerbau, makanan, dll.
  4. Sistem pernikahan Di dalam adat pernikahan suku flores, suku flores mempunyai tiga sistem pernikahan, yaitu:
    • Cangkang
    Perkawinan antar suku atau perkawinan diluar suku. Dalam perkawinan ini yang ditekankan adalah calon mempelai pria harus memiliki status sosial yang tinggi untuk meminang pengantin perempuannya.
    • Tungku
    Perkawinan untuk mempertahankan hubungan woe nelu (kerabat). Perkawinan antara anak laki laki dari ibu kawin dengan anak perempuan dari saudara ibu atau om.
    • Cako
    Perkawinan dalam suku sendiri. Perkawinan cako biasanya dapat dilakukan pada lapisan ketiga atau lapisan keempat dalam daftar silsilah keluarga.
  5.  Pola perkampungan suku flores
    • Desa desa di suku flores pada zaman dahulu di bangun di atas bukit karena untuk pertahanan apabila ada suatu hal yang tidak di inginkan.
    • Pola perkampungan suku flores terdiri dari tiga bagian, yaitu: bagian depan, bagian tengah, dan bagian belakang yang berada dalam satu lingkaran desa tersebut.
    • Pada zaman dahulu tiap tiap bagian dari rumah adat suku flores ada tempat tempat keramat yang berupa timbunan batu batu besar. Namun sekarang ini hanya ada satu tempat keramat dalam sebuah desa, dan terletak dilapangan terbuka yang dekat dengan balai desa dan biasa di sebut dengan mbaru gendang, Karena di dalamnya terdapat sebuah genderang yang keramat.

KEHIDUPAN ORANG ORANG SUKU FLORES
Adapun kehidupan orang orang suku flores adalah dengan:
  • Dengan bercocok tanam: masyarakat suku flores juga sering melakukan bercocok tanam berupa buah buahan ataupun sayur sayuran. Jagung dan padi adalah tanaman pokok dari suku flores, namun tidak hanya bercocok tanam, suku flores juga melakukan perternakan berupa sapi, kerbau, babi, kuda, anjing, dan ayam.
 Referensi :
https://wildanwajdirahman.wordpress.com/2014/07/03/suku-flores/
http://www.slideshare.net/soparyslearn/kebudayaan-flores